Tugas 7 Perancangan Perangkat Lunak (A)

Nama : Tsaqif Deniar B.

NRP : 5025211151

Kelas : PPL (A)

Tugas 7

Komponen Desain Sistem

Load balancer adalah komponen penting dalam infrastruktur jaringan yang mendistribusikan beban kerja (traffic) ke beberapa server untuk memastikan aplikasi dan layanan tetap tersedia, handal, dan berkinerja optimal. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai load balancer:

Fungsi Utama Load Balancer

Distribusi Beban Kerja: Mendistribusikan lalu lintas masuk ke beberapa server untuk memastikan tidak ada satu server pun yang kelebihan beban.

Meningkatkan Ketersediaan (High Availability): Mengarahkan lalu lintas ke server yang aktif dan sehat, mengurangi risiko downtime.

Skalabilitas (Scalability): Memungkinkan penambahan atau pengurangan server untuk menyesuaikan dengan kebutuhan lalu lintas.

Pemulihan dari Kegagalan (Fault Tolerance): Meningkatkan toleransi terhadap kegagalan server dengan mengalihkan lalu lintas secara otomatis ke server yang sehat.

Jenis-jenis Load Balancer

Load Balancer Perangkat Keras (Hardware Load Balancer):

  • Kelebihan: Performa tinggi, fitur keamanan dan pengelolaan canggih.

  • Kekurangan: Biaya tinggi, keterbatasan fleksibilitas dan skalabilitas.

Load Balancer Perangkat Lunak (Software Load Balancer):

  • Kelebihan: Biaya lebih rendah, fleksibilitas tinggi, mudah diintegrasikan dengan berbagai lingkungan TI.

  • Kekurangan: Performa lebih rendah dibanding perangkat keras, memerlukan server tambahan.

Load Balancer Berbasis DNS (DNS Load Balancer):

  • Kelebihan: Mengarahkan lalu lintas berdasarkan resolusi DNS, mudah diterapkan.

  • Kekurangan: Tidak ideal untuk pengalihan cepat, ketergantungan pada waktu cache DNS.

Load Balancer Berbasis Aplikasi (Application Load Balancer):

  • Kelebihan: Menangani lalu lintas pada lapisan aplikasi (Layer 7), menyediakan fitur canggih seperti pemantauan kesehatan aplikasi dan routing berdasarkan konten.

  • Kekurangan: Lebih kompleks untuk dikonfigurasi, memerlukan sumber daya lebih banyak.

Load Balancer Berbasis Jaringan (Network Load Balancer):

  • Kelebihan: Beroperasi pada lapisan transport (Layer 4), memungkinkan performa tinggi dan latensi rendah.

  • Kekurangan: Fitur pemantauan dan pengelolaan lebih sederhana dibanding application load balancer.

Kelebihan Umum Load Balancer

  • Ketersediaan Tinggi (High Availability): Mengurangi risiko downtime dengan memastikan traffic diarahkan ke server yang aktif dan sehat.

  • Performa yang Ditingkatkan (Improved Performance): Mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan membagi beban kerja secara merata.

  • Skalabilitas (Scalability): Memungkinkan penambahan atau pengurangan server sesuai kebutuhan lalu lintas.

  • Pemulihan dari Kegagalan (Fault Tolerance): Meningkatkan toleransi terhadap kegagalan dengan pengalihan lalu lintas otomatis.

Kekurangan Umum Load Balancer

  • Kompleksitas Pengelolaan: Menambah kompleksitas dalam pengelolaan infrastruktur TI.

  • Biaya: Implementasi dan pemeliharaan load balancer, terutama perangkat keras, bisa mahal.

  • Ketergantungan: Meningkatkan ketergantungan pada komponen tambahan yang mungkin memerlukan pemantauan dan pemeliharaan ekstra.

Algoritma Load Balancing

  1. Round Robin: Mendistribusikan permintaan secara berurutan ke setiap server.

  2. Least Connections: Mengarahkan lalu lintas ke server dengan jumlah koneksi paling sedikit.

  3. IP Hash: Mengarahkan permintaan berdasarkan hash dari alamat IP klien.

  4. Weighted Round Robin: Memberikan bobot pada setiap server dan mendistribusikan lalu lintas berdasarkan bobot tersebut.


Source : 

https://www.geeksforgeeks.org/what-is-load-balancer-system-design/

https://kuliahppl.blogspot.com/2024/05/komponen-desain-sistem.html




Comments

Popular posts from this blog

Pemrograman Perangkat Bergerak (D) - Pertemuan 5

Pemrograman Perangkat Bergerak (D) - Pertemuan 2

Evaluasi Tengah Semester PPB (D) - Tsaqif Deniar